IMK
Evaluasi Usability & Usability Testing
Secara umum Usability adalah tingkat kualitas dari sistem (perangkat lunak) yang mudah dipelajari, mudah digunakan dan mendorong pengguna untuk menggunakan sistem sebagai alat bantu positif dalam menyelesaikan tugas, hal ini berpengaruh besar terhadap user experience (UX).
Pengertian lain menurut perorangan dan lembaga sebagai berikut:
Usability sebagai ukuran kualitas pengalaman pengguna ketika berinteraksi dengan produk atau sistem apakah situs web, aplikasi perangkat lunak, teknologi bergerak , maupun peralatan-peralatan lain yang dioperasikan oleh pengguna (Jacob Nielsen).
Usability sebagai tingkat dimana produk bisa digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuannya dengan lebih efektif, efisien, dan memuaskan dalam ruang lingkup penggunanya (ISO 9241 – 11 (1998)).
Menurut Jacob Nielsen dalam bukunya Usability Engineering [NIE-93], Ada 5 syarat yang harus dipenuhi agar suatu website mencapai tingkat usability yang ideal, yaitu:
1. Learnabiliy (Mudah dipelajari)
2. Efficiency (Efisien)
3. Memorability (Kemudahan dalam mengingat)
4. Errors(Pencagahan kesalahan)
5. Satisfaction (Kepuasan pengguna)
Pengertian lain menurut perorangan dan lembaga sebagai berikut:
Usability sebagai ukuran kualitas pengalaman pengguna ketika berinteraksi dengan produk atau sistem apakah situs web, aplikasi perangkat lunak, teknologi bergerak , maupun peralatan-peralatan lain yang dioperasikan oleh pengguna (Jacob Nielsen).
Usability sebagai tingkat dimana produk bisa digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuannya dengan lebih efektif, efisien, dan memuaskan dalam ruang lingkup penggunanya (ISO 9241 – 11 (1998)).
Menurut Jacob Nielsen dalam bukunya Usability Engineering [NIE-93], Ada 5 syarat yang harus dipenuhi agar suatu website mencapai tingkat usability yang ideal, yaitu:
1. Learnabiliy (Mudah dipelajari)
2. Efficiency (Efisien)
3. Memorability (Kemudahan dalam mengingat)
4. Errors(Pencagahan kesalahan)
5. Satisfaction (Kepuasan pengguna)
Sebuah sistem yang memiliki usability yang rendah dapat dapat mengakibatkan pemborosan waktu, penurunan produktifitas, meningkatkan frustasi dan kecenderungan tidak ingin kembali mengunjungi atau menggunakan sistem yang ada.
Untuk mengetahui tingkat usability sebuah sistem perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem tersebut.
Evaluasi adalah suatu tes atas tingkat kegunaan dan fungsionalitas sistem yang dapat dilakukan di dalam laboratorium, di lapangan, atau dala kerjasama dengan user.
Evaluasi adalah suatu tes atas tingkat kegunaan dan fungsionalitas sistem yang dapat dilakukan di dalam laboratorium, di lapangan, atau dala kerjasama dengan user.
Berikut adalah cara yang dilakukan sebelum melakukan Usability Testing
1. Menentukan apa yang akan dites
aku ingin mencari tahu apakah user bisa dengan mudah menambah produk. Maka, aku akan menguji atau melakukan usability testing pada fitur pada aplikasinya.
2. Mempersiapkan prototipe
Prototipe adalah bentuk awal dari sebuah produk dengan fungsi yang belum lengkap. Prototipe ini digunakan untuk mencari tahu respons dari calon pengguna. Prototipe yang akan aku siapkan kali ini berasal dari kumpulan screen (layar) yang telah aku buat.
3. Mempersiapkan skenario
Proses usability testing bukan sebuah proses yang hanya menunjukkan desain lalu bertanya kepada user: “kira-kira untuk menambah produk, harus pencet mana ya?”
Karena jika kita bertanya seperti itu kepada user, maka user akan mencari elemen atau teks yang mengandung unsur tambah. Secara tidak langsung, pertanyaan tersebut memberi petunjuk kepada user dan membuat hasil usability testing menjadi tidak valid.
Itu sebabnya, kita perlu mempersiapkan skenario yang berperan agar user terkondisikan di situasi sehari-hari dan memahami masalah atau kondisi yang sedang dihadapi.
Karena jika kita bertanya seperti itu kepada user, maka user akan mencari elemen atau teks yang mengandung unsur tambah. Secara tidak langsung, pertanyaan tersebut memberi petunjuk kepada user dan membuat hasil usability testing menjadi tidak valid.
Itu sebabnya, kita perlu mempersiapkan skenario yang berperan agar user terkondisikan di situasi sehari-hari dan memahami masalah atau kondisi yang sedang dihadapi.
4. Mencari siapa yang akan dites
Aku menentukan siapa yang akan menggunakan aplikasi ini. Setelah berdiskusi dengan anggota tim, akhirnya mereka mendapat perkiraan kriteria pengguna aplikasi seperti di bawah ini:
Pria/ wanita
Berumur 18–40 tahun
Familier dengan smartphone
Kriteria tersebut memudahkan aku untuk mencari siapa yang akan dimintai tolong untuk mencoba prototipenya. Persiapan telah selesai. Kini tinggal melakukan usability testing.
Pria/ wanita
Berumur 18–40 tahun
Familier dengan smartphone
Kriteria tersebut memudahkan aku untuk mencari siapa yang akan dimintai tolong untuk mencoba prototipenya. Persiapan telah selesai. Kini tinggal melakukan usability testing.
5.Mempersilakan tester mencoba prototipe
Sebelum
tester mencoba prototipe, Andi meminta tester untuk mengatakan apapun
yang dirasakannya saat mencoba prototipe. Hal ini bertujuan agar Andi
mengetahui perasaan tester, entah itu perasaan bingung, mengerti, dan
sebagainya.
hasil dari usability testing tersebut kita data sehingga menjadi bentuk sebuah penilaian tetapi alangkah bagusnya kita menggunakan Kuisioner SUS (System Usability Scale) yang mana sudah saya jelaskan di postingan sebelumnya, atau klik disini.
Posting Komentar
0 Komentar